Waktu telah mengubah segalanya sejak ledakan properti terjadi pada kurun 1980-an. Teknologi baru, arus informasi, ekonomi global dan pergeseran dalam struktur sosial ikut memberikan kontribusi dalam transformasi properti.
Jika tidak hati-hati dan menyiapkan strategi akan berpotensi membuat investasi kita di sektor properti merugi. Terlebih jika cara-cara tahun 1980-an diterapkan pada masa sekarang. Namun begitu, Anda tak perlu khawatir, Brendon deSimone, penulis Next Generation Real Estate: New Rules for Smarter Home Buying & Faster Selling, memberikan lima cara mangkus agar investasi properti Anda menguntungkan.
Pertama, jika Anda seorang profesional dengan kesibukan luar biasa dan berpotensi untuk mendapat pekerjaan baru dalam kurun waktu tertentu, menyewa adalah opsi terbaik ketimbang membeli rumah/apartemen
Pasalnya, fleksibilitas waktu yang ditawarkan dari rumah sewa, sesuai dengan kecenderungan dan gaya hidup profesional yang dinamis dan kerap berpindah-pindah. Tahun ini bisa jadi sedang berada di Jakarta, tapi dua tahun ke depan mungkin sudah terbang ke Dubai.
Kedua, jangan tergesa-gesa membeli properti. Kemajuan teknologi informasi memberikan Anda kesempatan seluas-luasnya untuk mempertimbangkan properti yang sesuai dan dibutuhkan. Anda bisa menelusuri rekam detail, legalitas, lokasi, dan kondisi fisik bangunan properti secara lebih rinci dan mengomparasikannya dengan properti lainnya.
Pertimbangkan masak-masak, sebelum memutuskan untuk membeli. Meskipun dengan teknologi internet, Anda bisa saja melakukan pembelian, menandatangani perjanjian jual beli, dan kemudian bertransaksi secepat kilat. Itu sangat tidak disarankan.
Ketiga, gunakan jasa agen properti yang tepat dan berkualitas. Agen properti yang baik tidak sekadar menemani Anda mengunjungi rumah yang akan dibeli, melainkan memberi saran dan sejumlah pertimbangan baik dan buruknya.
Peran agen sudah jauh bergeser. Mereka harus memahami informasi dengan benar. Bekal data saja tidak cukup, mereka harus dapat membaca kemungkinkan perkembangan masa depan rumah dan kawasan sekitar. Namun begitu, jika Anda tidak puas, bisa mencari agen lain untuk menghasilkan sebuah perbedaan pandangan atau pendapat.
Keempat, bekali diri Anda dengan pengetahuan tentang properti dan seputar investasi sebelum memutuskan membeli properti. Pasalnya, penjual properti saat ini sudah jauh lebih cerdas. Mereka punya senjata khusus agar Anda masuk dalam "perangkap" atau rayuan. Meski tidak semua penjual seperti itu.
Jangan memutuskan saat interaksi dengan penjual hanya terjadi sekali. Carilah alasan untuk membuat interaksi bisa berlangsung lebih dari sekali. Hal ini untuk menghindari munculnya kesan Anda sangat membutuhkan rumah tersebut sehingga penjual merasa berada dalam posisi tawar lebih tinggi dan bisa "menguasai" transaksi.
Kelima, pilih properti dengan hati-hati. Saat ini, akses Anda menuju puluhan bahkan ribuan unit proeprti bisa dilakukan hanya sekali "klik". Demikian halnya dengan sumber dana pembelian. Bank telah mengembangkan dan menawarkan banyak produk KPR. Jangan mduah tergoda dengan penawaran KPR berbunga rendah dengan tenor tertentu.
Bekerjasamalah dengan penasihat keuangan (finansial) untuk membantu memutuskan jenis pinjaman yang masuk akal dan sesuai dengan kondisi keuangan Anda untuk masa sekarang dan akan datang. Keputusan emosional tidak akan pernah bisa menyelamatkan Anda dari penyesalan. (as/kompas.com)