Prolita, Program Unggulan Wali Kota Bontang, Kalimantan Timur, Adi Darma - Sejak menang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2010, pasangan Adi Darma dan Isro Umarghani langsung menetapkan enam program prioritas. Program itu meliputi peningkatan infrastruktur listrik dan air, pendidikan dan kesehatan, program Rp 50 juta per RT (prolita), kesempatan bekerja dan berusaha, lingkungan hidup, serta komitmen bersama.
DI antara enam prioritas pembangunan di Bontang, prolita merupakan terobosan orisinal. Tidak sekadar menjadi program yang pertama diterapkan di Indonesia, prolita juga mulai menjadi percontohan bagi pemerintah daerah di tanah air. Pemerintah kabupaten/kota di Indonesia mulai berbondong-bondong datang ke Bontang untuk melakukan studi banding terkait dengan program tersebut.
Di Bontang, prolita sudah berjalan selama empat tahun. Selama itu pula, program pembangunan skala kecil yang menyasar kebutuhan dasar masyarakat bisa terpenuhi. Prolita menyasar tiga bidang, yakni sosial, infrastruktur, dan ekonomi. Yang menarik, sistem penganggarannya tidak berbentuk hibah, melainkan ”dicantolkan” di setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) kelurahan.
”Ide munculnya prolita ini keluar saat saya masih menjadi Sekda (sekretaris daerah). Dulu kan ada yang namanya block grant. Di Bontang setiap kelurahan mendapat jatah Rp 1,5 miliar. Namun, lewat block grant, malah banyak kegiatan masyarakat di tingkat RT yang tidak terakomodasi. Saya melihat itu dan langsung dievaluasi,” katanya.
Ternyata benar, meski tiap kelurahan mendapat block grant, pembagian di setiap RT tidak merata. Hal itu wajar saja terjadi karena setiap ketua RT pasti berjuang habis-habisan untuk mendapatkan anggaran. Dengan demikian, tentu ada yang kebagian ”kue” sedikit dan banyak. Itulah yang menjadi ketimpangan tersebut.
Setelah dihitung, ternyata prolita bisa menyelesaikan kebutuhan masyarakat berskala kecil secara adil. Caranya pun hanya melakukan rembuk di tingkat RT, kemudian usulan itu disampaikan kepada kelurahan. Lewat prolita, kata Adi, kebutuhan masyarakat berskala kecil tapi penting bisa terealisasi. Dia mencontohkan pembangunan posyandu, poskamling, gorong-gorong, penyemenan jalan, pengadaan kursi untuk acara, lampu penerangan, bak sampah, pengadaan sound system untuk acara HUT kemerdekaan, peningkatan skill ibu rumah tangga (IRT), serta kebutuhan lainnya yang memang sangat diperlukan.
Kebutuhan seperti itu kalau menunggu realisasi dari APBD tentunya lama. Ambil contoh, mau perbaiki gorong-gorong saja harus menunggu PL (penunjukan langsung) atau lelang di dinas dinas pekerjaan umum. ”Maka, saya berpikir, daripada masyarakat menunggu terlalu lama, lebih baik masyarakat sendiri yang mengerjakan secara gotong royong,” jelasnya.
Menurut Adi, prolita sudah menjadi ikon Bontang. Beberapa bulan terakhir, empat pemerintahan daerah bertandang ke Bontang untuk studi banding. Mereka berasal dari Kediri, Bone, Pinrang, Pangkep, dan yang terbaru adalah Tangerang Selatan. Karena program itu merupakan kepentingan masyarakat, tentu Adi berambisi untuk melanjutkannya.
”Saat ini dasar dilaksanakannya prolita adalah dengan dimasukkan ke RPJMD (rencana pembangunan jangka menengah daerah). Sebagai pedoman, kami mengeluarkan Perwali (Peraturan Wali Kota) Nomor 39 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Partisipasi Masyarakat. Nah, untuk periode mendatang, itu diatur dalam perda (peraturan daerah),” katanya. (gun/c6/tom)
Bontang Techno Park Siapkan SDM Andal
KOTA Bontang saat ini memiliki proyek besar, yakni membangun Bontang Techno Park. Itu merupakan bagian dari empat program strategis bidang pendidikan. Tiga program yang lain adalah education for all (pendidikan untuk semua), pusat layanan autis, dan pendirian akademi komunitas. Muara program itu adalah pendidikan menuju tuntas berkualitas (protuntas),
Menurut Wali Kota Bontang, Kalimantan Timur, Adi Darma, latar belakang Bontang Techno Park meliputi isu masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI), Bontang sebagai kluster industri berbasis migas dan kondensat, Bontang sebagai lumbung energi nasional, dan terakhir adalah roadmap industri nasional yang harus diimbangi dengan roadmap pengembangan SDM lokal.
’’Sudah saatnya Bontang berkontribusi mewujudkan percepatan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi kelima di dunia pada tahun 2035,’’ kata Adi kemarin.
Menurut dia, Bontang Techno Park adalah salah satu alternatif yang digagas untuk mewujudkan Bontang sebagai kota industri dengan pendekatan ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge based economy).
Saat ini, kata Adi, Bontang Techno Park dalam tahapan penyelesaian lahan. ’’Sekarang ini tahap perencanaan. Karena kami ingin yang membangun APBN, saat ini sedang diusulkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Tentu persyaratan ini akan kami kejar. Kedua, apakah sharing dengan anggaran kita,’’ jelasnya.
Yang pasti, kata Adi, Bontang sudah menyiapkan lahan. Menurut dia, kebijakan tersebut ada yang berkaitan dengan maraknya pertumbuhan industri. Mulai rencana pembangunan kilang minyak, stasiun gas dan LNG, MPK, hingga kawasan industri Pupuk Kaltim.
Bupati mengungkapkan, grand design Bontang Techno Park dibuat dalam empat kluster yang akan dibangun dalam sebuah kawasan terpadu. Empat kluster tersebut berkaitan dengan basis industri di Bontang. Yaitu, industri migas dan petrokimia, pertambangan, kelautan dan perikanan, serta inkubator wirausaha baru.
’’Bontang Techno Park diharapkan mampu hadir dengan memainkan berbagai peran ganda, baik sebagai pusat diklat, pusat litbang dan iptek, pusat inkubator wirausaha baru, pusat perdagangan, maupun pusat wisata industri pendidikan,’’ jelasnya.
Bontang Techno Park sebagai pusat penelitian dan pengebangan (litbang) serta ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) diarahkan kepada upaya inovasi penemuan teknologi tepat guna dan pemanfaatan teknologi dan sebagai pusat information and communication technology (ICT) dalam mendukung layanan pendidikan berbasis IT khususnya serta berbagai layanan publik yang lain. Sebagai pusat bisnis dan perdagangan, Bontang Techno Park juga diharapkan mampu menjadi wahana yang menjembatani antara pedagang dan konsumen, minimal bisa menjadi pusat pameran perdagangan (expo trade centre).
Bontang Techno Park adalah menyusun dan mendetailkan rencana kegiatan jangka pendek dan menengah. Program jangka pendeknya adalah pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri dan pasar.
Makanya, tim dari Bontang Techno Park sudah berkomunikasi dengan mitra di perusahaan. Misalnya, Pupuk Kaltim, Badak LNG, dan Sucofindo. Di Pupuk Kaltim juga sudah membuka peluang jika peralatan dan fasilitas training bisa dipakai. Salah satunya, keterampilan mengelas. (gun/c6/tom)
0 Response to "Prolita, Program Unggulan Wali Kota Bontang, Kalimantan Timur, Adi Darma"
Komentar baru tidak diizinkan.