Apakah Abraham Samad Memang Sedemikian Goblok - DAN begitulah! Pertama-tama empat rangkaian foto mesra dengan Puteri Indonesia yang menghadirkan keterkejutan luar biasa di satu sisi dan kecurigaan besar di sisi lain. Benarkah foto-foto ini asli? Benarkah Elvira Devinamira, sang puteri yang cantik memesona, cerdas, luwes, dan berpotensi besar jadi selebritis papan atas di negeri ini, tertarik dan lantas menjalin hubungan istimewa dengan Abraham Samad, lelaki 48 tahun yang telah beristri?
Perkara asmara tentunya tak bisa diukur dengan logika. Sepanjang sejarah peradaban manusia, tiada terhitung lagi banyaknya kisah-kisah cinta yang serba ajaib dan karenanya pertanyaan kedua ini tak perlu dijawab. Akan halnya pertanyaan pertama, hingga sekarang pun sebenarnya belum terjawab juga. Tapi apa yang dilakukan oleh seorang perekayasa foto (photoshop artist), di mana yang bersangkutan "mencopot" kepala laki-laki yang mirip Samad pada keempat foto itu dan menggantikannya dengan kepalanya sendiri (dan menyebut bahwa rekayasa ini diselesaikannya dalam waktu kurang dari satu jam), setidak-tidaknya menunjukkan bahwa kecurigaan terhadap keaslian foto-foto tersebut tidaklah berlebihan. Artinya, bisa jadi benar rekayasa. Bisa pula tidak.
Senyap beberapa saat (keriuhan beralih ke isu kriminalisasi KPK), muncul foto lain. Kali ini hanya selembar, namun jauh lebih "mencekam". Foto yang menghadirkan gumam. Tanda tanya (dengan simbol) lebih besar dan lebih tebal. Bahkan cemooh.
Betapa tidak. Dalam foto berkualitas buruk ini (kemungkinan di-capture dari rekaman video menggunakan telepon selular dengan kamera beresolusi rendah), tampak seorang laki-laki mirip Abraham Samad bersama seorang perempuan. Keduanya tidur di atas ranjang dalam sebuah kamar. Kamar rumah atau hotel? Kemungkinan rumah, bisa jadi kamar kost, sebab jika itu hotel, tentulah sekadar hotel kelas melati. Hotel yang kamarnya bisa disewa jam-jaman. Maksimal 12 jam dengan tarif antara Rp 200 ribu hingga paling mahal 350 ribu.
Mungkinkah seorang Abraham Samad, sekiranya lelaki dalam foto tersebut memang dia, bertemu dengan seorang perempuan rahasia, lantas -barangkali saja- bercinta, di kamar sesederhana itu?
Tentu mungkin. Sangat mungkin. Malah sesungguhnya, inilah siasat paling jitu untuk dilakoni oleh orang-orang kesohor macam Abraham Samad. Jika mampu maksimal menyembunyikan kedatangan dan kepulangan, tak ada tempat yang lebih aman dari kamar kost (rumah). Pula begitu di hotel murahan. Anda tak perlu melakukan registrasi seperti di hotel-hotel berbintang. Tak perlu menunjukkan tanda pengenal. Tak perlu menjawab pertanyaan apakah hubungan Anda dengan pasangan yang Anda bawa. Apakah hubungan kekeluargaan. Apakah pasangan sah. Di hotel murahan, peduli setan Anda mau menginap dengan siapa. Terpenting, Anda lunas bayar di depan. Resiko terbesarnya cuma razia penyakit masyarakat oleh polisi-polisi berpangkat rendah yang dibantu anggota Satpol PP.
Nah, manakala percintaan diam-diam macam begini, ternyata, mungkin, lalu apa yang tak mungkin? Foto itu sendiri. Bukan perkara asli tak asli lagi, melainkan bagaimana ia lahir.
Apakah seorang Abraham Samad, seorang yang sehari-hari berurusan dengan mahluk-mahluk serba bengis dan telah kehilangan nurani hingga dari detik ke detik hidupnya selalu terancam, sedemikian gobloknya hingga mau saja, bahkan sembari cengengesan, diajak "membintangi rekaman" di dalam kamar tertutup, di atas ranjang, oleh perempuan setengah telanjang yang bukan istrinya?
Betul bahwa cinta bisa bikin mabuk kepayang. Betul pula bahwa manis rayu perempuan dapat membuat laki-laki lupa daratan dan terbutakan. Lupa anak. Lupa istri. Lupa diri. Tapi sekali lagi pertanyaannya, apa iya, Abraham Samad, jika lelaki dalam foto itu memang dia, sedemikian gobloknya?
Mari kita runut. Bahwa ia pemangsa perempuan atau bukan, untuk memastikan benar tidaknya, memang perlu adanya telaah lebih lanjut. Siapa saja bisa menyimpan "dia yang lain" dalam dirinya, bukan? Namun satu yang (hampir) pasti, Abraham Samad bukan sekelas Nazril Ilham, vokalis band yang flamboyan itu. Bukan pula sebangsa pejabat-pejabat kurang pikir yang suka mencari-cari kesempatan untuk bersenang-senang dengan pedangdut-pedangdut atau artis sinetron kurang terkenal. Cara Abraham Samad berhitung langkah, saya kira, jauh lebih canggih, lebih runut dan lebih cermat, dibanding mereka. Ancaman yang konsisten mengintai membuatnya lebih awas, dalam perkara apapun. Dan Abraham Samad pasti sudah lama memahami betapa selembar foto punya kekuatan dahsyat untuk mencelakai. Selembar foto, antara lain, telah ikut menyeret Antasari Azhar, Ketua KPK sebelumnya, ke balik jeruji -terlepas apakah ia benar bersalah atau cuma korban fitnah.
Jadi foto itu bukan Samad? Saya tidak bilang demikian. Tepatnya, tak dapat memastikan. Bisa saja lelaki dalam foto itu memang dia, sebagaimana memang bukan mustahil foto lelaki bersama Elvira adalah benar dia juga. Seperti saya bilang di awal, sulit untuk mengukur rasa. Mungkin rasa itu datang dari cinta, mungkin pula nafsu belaka. Tapi khusus foto buram di kamar ini, sekali lagi apabila betul lelaki itu Samad, maka saya nyaris yakin pengambilannya bukan dilakukan dalam kurun waktu sekarang. Kemungkinan foto lama, saat Samad yang masih aktivis hukum dan HAM dan pengacara, di Makassar.
Kalau ternyata benar begitu, kenapa baru mencuat sekarang? Kenapa tidak dari dulu-dulu? Kenapa tim panitia seleksi komisioner KPK, panitia uji kelayakan dan kepatutan yang terdiri dari para ahli hukum dan politisi yang pintar-pintar dan kritis itu, tak menemukan kesalahan-kesalahan pada diri Samad di masa lalu dan sepakat (dengan suara bulat) meloloskannya? Apakah panitia tidak memegang data? Siapa pula yang paling mungkin menyebarluaskan foto tersebut? Perempuan rahasia? Atau ada pihak ketiga?
Hehehe... Pertanyaan-pertanyaan ini juga tak perlu dijawab. Sebab siapapun Anda, yang akhir-akhir ini tidak secara mengenaskan tetap memilih menyia-nyiakan hidup untuk mencermati kelanjutan kisah Tukang Bubur Naik Haji dan Ganteng-ganteng Serigala, atau termehek-mehek ikut emosi menyikapi perkembangan kisruh rumah tangga Adam Suseno-Inul Daratista dan sensasi tiada akhir Farhat Abbas, pasti sudah tahu jawabannya. Iya, kemunculan foto-foto ini, juga foto-foto lain yang tak berhubungan dengan ranjang, saya kira, memang dilatarbelakangi persoalan yang sama. Yakni kegenitan Abraham Samad untuk coba-coba melangkahkan kaki ke dunia politik.
#ngopiSore - TribunNEws